Rabu, 05 Desember 2012

Stonehenge


Menguak Alur Waktu Pembangunan Stonehenge


Oleh Tia Ghose, Staf Penulis LiveScience | LiveScience.com

Sebuah penemuan terbaru mengungkapkan bahwa masyarakat kuno kemungkinan membentuk banyak batu yang seperti tapal kuda di Stonehenge lebih dari 4600 tahun yang lalu, tetapi batuan “bluestone” yang lebih kecil didatangkan dari Wales kemudian.

Kesimpulannya akan diterangkan secara terperinci dalam jurnal “Antiquity” edisi Desember, yang menantang pendapat bahwa batuan yang kecil dikumpulkan terlebih dahulu.

“Alur waktu yang diajukan mengenai situs tersebut benar-benar keliru,” kata salah satu penulisnya, Timothy Darvill, seorang arkeolog di Bournemouth University, Inggris. “Ide aslinya yang menyatakan bahwa situs itu dibangun dengan batuan yang kecil lalu yang besar itu salah. Situs tersebut awalnya dibangun dengan batu yang besar dan tetap besar. Skema terbaru menempatkan batu yang besar di bagian tengah situs tersebut sebagai tahap awal.”

Urutan waktu, yang didasarkan atas metode statistik untuk mengaitkan waktu saat batu-batu tersebut ditempatkan, menimbulkan kesan bahwa masyarakat kuno menghabiskan ratusan tahun untuk membangun setiap wilayah Stonehenge. Sebaliknya, beberapa generasi nampaknya membangun bagian terbesar dari situs tersebut, kata Robert Ixer, seorang peneliti yang menemukan bluestone, namun tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

“Ini adalah penlitian yang abadi dan sangat penting,” kata Ixer. “Kita harus kembali dan berpikir kapan batuan tersebut tiba.”

Monumen misterius
Wiltshire, Inggris, tempat situs Stonehenge yang misterinya paling lama bertahan. Tidak seorang pun mengetahui mengapa manusia prasejarah membangun situs megalitikum yang membingungkan tersebut, meski demikian para peneliti selama bertahun-tahun berpendapat bahwa situs tersebut sebenarnya merupakan sebuah kalender matahari, simbol persatuan atau monumen penguburan.

Meski hanya tinggal beberapa batu saja yang masih bertahan, pada bagian pusat situs tersebut pernah ditempatkan sebuah batuan bluestone berbentuk oval atau batuan beku (yang dibentuk dari magma) yang berubah menjadi kebiruan saat basah atau mendingin. Di sekeliling batu tersebut terdapat lima batu paras megalitikum yang disebut trilithon, atau dua lempengan batu vertikal yang di atasnya diberi sebuah batu yang dibaringkan secara horizontal, yang disusun dengan bentuk tapal kuda. 

Di sekitar batu tapal kuda tersebut, masyarakat kuno membangun lingkaran yang dibuat dari batuan bluestone. Batu besar atau sarsen (kelompok batu-batu) dapat memiliki bobot sampai 40 ton sementara ukuran bluestone yang lebih kecil memiliki berat sekitar 4 ton. 

Para peneliti sebelumnya menyakini bahwa bluestone yang oval dan yang bulat disusun terlebih dahulu dibandingkan batu paras yang berbentuk tapal kuda.

Tetapi ketika Darvill dan koleganya memulai penggalian di situs tersebut pada 2008, mereka menemukan bahwa kronologi yang ada sebelumnya tidak cocok. Tim tersebut memperkirakan usia dari artefak baru dari situs tersebut, seperti alat pencungkil dari tanduk rusa yang terjepit di antara bebatuan. 

Menggabungkan informasi baru dengan penanggalan dari penggalian terdahulu, tim tersebut menciptakan alur waktu baru atas konstruksi Stonehenge.

Seperti para peneliti sebelumnya, tim tersebut yakin bahwa masyarakat kuno telah menggunakan situs tersebut pertama kali pada 5.000 tahun yang lalu, ketika mereka menggali dan membuat gundukan melingkar atau henge dengan diameter 110 meter.

Namun analisa terbaru menyatakan bahwa sekitar 2.600 SM manusia neolitikum telah membangun batu paras berbentuk tapal kuda, dan mengambil batu dari tambang batu terdekat. Baru kemudian mereka membangun bebatuan yang lebih kecil dengan menyusun dengan berbagai posisi di situs tersebut selama 1000 tahun ke depan, seperti yang dikatakan Darvill.

“Mereka mengambil bebatuan setempat terlebih dahulu, dan kemudian membawa bebatuan dari Wales untuk menambah kompleksitas strukturnya,” kata Darvill kepada LiveScience.

Tanggal terbaru tersebut membuat para arkeolog secara spesifik mencoba mencari kelompok manusia yang  tinggal di wilayah tersebut pada masa itu, kata Darvill. Orang-orang yang membangun struktur batu yang lebih besar adalah para peternak babi yang hanya bisa ditemui di kepulauan Inggris. 

Sebaliknya, orang yang membangun bluestone adalah orang Beaker, yang berternak domba dan sapi yang tinggal di sepanjang Eropa dan dikenal atas peninggalan tembikar mereka dengan bentuk khas seperti lonceng. 

Alur waktu yang baru tersebut menghubungkan semuanya bersama, ini memberi kita urutan waktu kejadian di luarnya, dan ini memberi kita sebuah tempat yang berkaitan dengan budaya dalam berbagai tahapan dalam konstruksi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar